Penulis : Alamsyah
L210210045
“Tidak Semua Pengetahuan Manusia Dapat Dikategorikan Sebagai Ilmu”
“Untuk mengetahui apakah suatu pengetahuan manusia dapat dikategorikan sebagai Ilmu sebelumnya akan saya ulas sedikit tentang ilmu hingga pada akhirnya saya dapat memberikan suatu pendapat terkait bagaimana suatu pengetahuan manusia dapat dikategorikan sebagai Ilmu yang akan saya bahas pada bagian “C” dalam makalah ini.”
Ilmu atau “sains” adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natural atau sosial, yang berlaku umum dan sistematis. Kebenaran yang diungkapkan secara mendalam dengan tidak terlalu menghiraukan kegunaannya, menghasilkan pengetahuan yang disebut ilmu. Pengetahuan di dalam ilmu berusaha mengungkapkan keseluruhan aspek di dalam objeknya, sehingga tidak hanya memperhatikan kegunaannya saja.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa: “ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur”.
Ilmu selalu mulai dari sesuatu yang kongkrit atau sesuatu yang dapat diamati dan bersifat individual atau khusus. Dengan bantuan kemampuan berfikir yang dapat melampaui batas waktu dan ruang, ilmu dapat sampai pada sesuatu yang abstrak dan bersifat umum.
Karakteristik Ilmu
Ilmu lahir karena manusia dibekali Tuhan suatu sifat ingin tahu. Menurut Naramon dalam Nazir (2003), ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progress manusia secara menyeluruh. Didalamnya termasuk pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan percobaan yang terus menerus, yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum.
Ilmu menemukan materi-materi alamiah serta memberikan suatu rasionalisasi sebagai hukum alam. Ilmu membentuk kebiasaan serta meningkatkan keterampilan observasi, percobaan (eksperimentasi), klasifikasi, analisis serta membuat generalisasi. Dengan adanya keingintahuan manusia terus menerus, ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan persepsi serta kemampuan berfikir secara logis yang disebut penalaran.
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu membahas dan membicarakan segala macam pengetahuan yang dapat dimiliki manusia, baik pengetahuan lahir maupun pengetahuan bathin, termasuk masalah-masalah yang tresedental dan metafisik.
Pengertian Ilmu menurut Nazir (2003). ” Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistimatis, pengetahuan dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistimatis”.
Menurut Naroman dalam Nazir (2003), “ Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progress manusia secara menyeluruh. Di dalamnya termasuk pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistimatis melalui pengamatan dan percobaan yang terus menerus, yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum”.
Selanjutnya menurut Harsoyo (1977), ilmu adalah:
- Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistimatiskan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan
- Suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia.
Berdasarkan kehidupan manusia, kita dapat merasakan berbagai kemajuan yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu. Contoh: Anda masih ingat orang bisa mendarat ke bulan, sebelumnya hal tersebut dianggap mustahil, tetapi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata orang sampai juga ke bulan. Demikian juga contoh lain yaitu orang mempunyai anak hasil bayi tabung.
Secara umum karakteristik ilmu adalah:
Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru, dan tidak menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja. Setiap orang dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
Contohnya:
- Penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak hanya ceramah, tetapi ada metode lain misalnya diskusi yang bisa digunakan di kelas dalam rangka mengaktifkan siswa.
Kebenarannya tidak mutlak
Kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak, hal ini terjadi karena yang menyelidiki/menemukannya adalah manusia. Kekeliruan/ kesalahan yang mungkin terjadi bukan karena metode, melainkan terletak pada manusia yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut.
Contohnya:
- Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai, nama, misalnya pembelajaran partisipatif, kontekstual learning, kooperatif learning
Bersifat Objektif
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu harus didasarkan pada metode yang bersifat ilmiah, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Contohnya :
- Berbagai model pembelajaran muncul dengan diawali penggunaannnya dalam pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas dari masing-masing model tersebut, kemudian disosialisasikan
Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu itu ada empat, yaitu: bersifat rasional, empiris, umum dan akumulatif.
Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang bersifat objektif.
Contohnya:
- Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena pada pelaksanaannya setiap siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat/gagasan, atau dalam mengambil keputusan
- Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama diantara peserta belajar, karena dalam pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk memecahkan suatu permasalahan
Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan ilmu.
Contohnya:
- Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan bahwa keaktifan dan kreatvitas peserta didik sangat memuaskan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek
- Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam menciptakan peserta didik untuk belajar bekerja sama ketika harus memecahkan suatu masalah, sehingga pada diri anak tumbuh rasa kebersamaan
- Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan secara makro tanpa dibatasi oleh ruang.
Contohnya:
- Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif tidak hanya digunakan oleh seorang guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh guru lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda
- Penggunaan media dengan memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan potensi lokal yang dimilikinya
- Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu sifatnya tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmu-ilmu baru lainnya.
Contohnya:
- Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model pembelajaran kooperatif, muncul lagi model pembelajaran lainnya , misalnya model kontekstual learning
Sifat ilmiah di dalam ilmu dapat diwujudkan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Ilmu harus mempunyai objek, karena kebenaran yang hendak diungkapkan dan dicapai adalah kesesuaian antara yang diketahui dengan objeknya. Kesesuaian itu mungkin tidak seluruh aspek objeknya, tetapi sekurang-kurangnya harus sesuai dengan salah satu atau beberapa aspek dari objeknya.
Berdasarkan hal tersebut harus dibedakan antara objek material dan objek formal yang diungkapkan ilmu. Objek material adalah kenyataan yang diselidiki atau dibahas, misalnya manusia adalah objek material yang dipersoalkan oleh berbagai disiplin ilmu, sedangkan yang dimaksud dengan objek formal adalah aspek khusus atau tertentu dari objek material yang diungkapkan oleh suatu disiplin ilmu.
Contohnya:
- tentang kegiatan manusia mendidik,
- tentang kehidupan perekonomian manusia
- tentang kebudayaan manusia.
- Ilmu harus mempunyai metode, karena untuk mencapai suatu kebenaran yang objektif dalam mengungkapkan objeknya, ilmu tidak dapat bekerja secara sembarangan, sehingga diperlukan cara tertentu yang tepat. Cara tersebut harus memberi jaminan bagi tercapainya persesuaian antara yang diketahui atau yang diungkapkan dengan kenyataan yang terdapat pada objeknya. Metode keilmuan harus mengungkapkan bukti-bukti atau tanda kebenaran dari pengalaman manusia.
- Ilmu harus sistematik. Dalam mendeskripsikan pengalaman-pengalaman atau kebenaran-kebenaran tentang objeknya harus dipadukan secara harmonis sebagai suatu keseluruhan yang teratur. Ilmu harus merupakan satu kesatuan yang sistematik atau bersistem.
- Ilmu bersifat universal atau berlaku umum. Kebenaran yang dideskripsikan ilmu, bukanlah mengenai sesuatu hal yang bersifat khusus atau yang individual. Kebenaran ilmiah berhubungan dengan satu jenis. Dalam kegiatan penelitian, kebenaran ilmu harus berlaku bagi suatu populasi tertentu dan tidak sekedar berlaku secara terbatas pada unsur-unsurnya yang disebut sampel.
Tidak Semua Pengetahuan Dapat Disebut Sebagai Ilmu
Filsafat salah satu cabang ilmu yang paling pertama sebelum cabang ilmu lain muncul. Hal ini menunjukan bahwasanya ilmu filsafat memiliki kajian dan perenungan yang dalam. Sehingga mampu melahirkan banyak cabang ilmu.
Eksistensi ilmu pengetahuan tidak lepas dari sejarah perkembangannya yang merupakan sebuah proses panjang tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Pada setiap fase perkembangan ilmu pengetahuan muncul sesuatu yang baru dan memilki karakteristik di setiap masanya. Karakteristik tersebut adalah hasil dari sebuah pergumulan budaya yang terjadi dalam dinamika sosial. Tentu hal itu tidak bisa lepas dari berbagai pengaruh sosial, budaya, dan politik yang berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan dapat diperiodesasikan sesuai dengan dinamika yang ada yaitu periode Yunani kuno, periode Islam, periode renaisans dan modern, dan periode kontemporer.
Namun tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu. ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu.
- Bersifat Kumulatif
Kumulatif berarti suatu pengetahuan terus bertambah seiring dengan perkembangan keilmuan dan munculnya teori analisis terbaru.
- Harus Logis
Logis berarti suatu pengetahuan harus sesuai dengan akal sehat dan logika.
- Bersifat Universal
Universal berarti suatu pengetahuan bersifat umum dan berlaku untuk siapa saja dan di mana saja.
- Harus Objektif
Objektif berarti suatu pengetahuan tidak berpihak pada aspek tertentu dan didukung dengan fakta atau data empiris.
- Secara Sistematik
Sistematik berarti pengetahuan disusun secara sistematis, saling berkaitan, dan merupakan satu kesatuan.
- Secara Metodik
Metodik berarti suatu pengetahuan diperoleh berdasarkan metode dan cara tertentu.
Kesimpulan
Perkembangan ilmu sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa keingintahuan yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh melalui penalaran, percobaan, penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi sehingga menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi dan menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi, menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi spirit dan motivasi bagi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal penting yang perlu dicatat dalam hal ini adalah bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan pengembangan moralitas spiritual, karena sebagaimana kita tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah bebas nilai, tergantung bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan bisa berdampak positif, tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan kenyamanan dalam kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah dapat menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu sendiri.
Namun tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu pengetahuan tersebut yaitu : pengetahuan tersebut harus bersifat Kumulatif, pengetahuan tersebut harus Logis, pengetahuan tersebut harus bersifat Universal, pengetahuan tersebut harus Objektif, pengetahuan tersebut harus secara Sistematik dan pengetahuan tersebut harus secara Metodik. Jika sayarat-sayarat ini terpenuhi maka barulah sebuah pengetahuan tersebut dapat disebut sebagai ilmu.
BNP. Red-001